. ♥ Home Sweet Home ♥: 05/08/11

Pages

Minggu, 08 Mei 2011

♥ SABAR...Yang Indah

Diposting oleh ♥ Sweet Home ♥ di 23.59 0 komentar
♥ Wanita yang hebat itu adalah wanita yang tetap tegar berdiri meskipun banyak cobaan yang dihadapi.

♥ Jangan biarkan kehilangan membuatmu terpuruk, karena mereka telah mengajarkanmu tuk selalu menjaga apa yang kamu miliki.

♥ Menjadi pribadi yang kuat tak berarti kamu selalu mampu mengatasi masalah, itu hanya berarti kamu telah siap apapun yang menyakitimu.

♥ Jangan terlalu berharap pada seseorang, karena ketika dia tak mampu memenuhi harapanmu, kekecewaan akan hiasi harimu.

♥ Jangan mengeluh karena Tuhan tak memberi apa yang kamu minta. Bersyukurlah atas apa yang telah diberikannya tanpa perlu kamu meminta.

♥ Kamu telah diberikan kehidupan yang indah tuk dijalani, berhenti pikirkan apa yang disarankan orang lain. Hidup ini hidupmu, bukan mereka

Buatlah Bunda Tertawa

Diposting oleh ♥ Sweet Home ♥ di 23.44 0 komentar
Kiky Panca WardhaniOleh Al Ustadz Abu Umar Basyir Al Maidaniy
Saat kita masih dalam buaian, dengan bersimbah keringat dan badan pegal-pegal, ibu bisa berjam-jam menggendong kita hanya agar jerit tangis terhenti, agar membias senyuman indah di bibir kita. Kala itu, rasa pegal-pegal di bagian punggungnya atau rasa sakit di pinggang dan lehernya, sudah tidak dirasakan lagi. Senyuman kita, bagi seorang ibu, adalah hadiah mahal yang mau dia bayar dengan apapun juga.
Saat usia sudah mulai menggerogoti kekuatan fisik seorang ibu, teronggaklah dia menjadi orang tua yang serba pasrah menerima segalanya. Ia hanya terus berharap, agar segala upayanya selama ini tidak sia-sia. Agar anaknya bisa hidup berbahagia lebih beruntung dari dirinya. Meski demikian, tali kasih itu ternyata tidak pernah terputus. Dengan merangkak pun dia siap, untuk mendatangi kediaman anaknya yang amat jauh, demi berkesempatan melihat wajah anaknya yang ceria, demi memastikan bahwa anaknya itu masih baik-baik saja.
Dengan realitas itu seorang anak harus sedikit tahu diri. Ia sudah sepatutnya bekerja keras untuk dapat membahagiakan orang tuanya, terutama sang ibu, sebagaimana ibunya telah berusaha membahagiakannya. Seorang ibu mungkin tidak pernah mengharapkan apa-apa. Namun lubuk hatinya, teramat membutuhkan siraman kebahagiaan melalui tawa dan canda.
“Abdulah bin Amru, suatu hari datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.Ia berkata, ‘Duhai Rasulullah! Aku sangat ingin berhijrah bersamamu. Namun tadi, aku meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis. Apa yang harus kulakukan’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Pulanglah. Buatlah mereka tertawa, sebagaimana engkau telah membuatnya menangis.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya II: 63, Abu Dawud II: 17, Ibnu Majah II: 930, dan Ahmad I: 160)
Berupayalah untuk membuat sang ibu tertawa bahagia. Umumnya, pekerjaan itu hanya membutuhkan secercah keikhlasan. Sepucuk surat yang memuat doa hangat, sapaan santun dan sedikit basa-basi menceritakan kabar-kabar terkini sang anak, sudah cukup untuk membuat ibu menyunggingkan senyuman,bahkan terkadang, memaksanya meneteskan airmata naru.
Berupayalah untuk membuat sang ibu tertawa berbahagia. Bisa jadi, terkadang kita harus merelakan biaya cukup besar dikuras dari kantong kita, hanya untuk bisa berjumpa dengan sang ibu. Bahkan, waktu berjam-jam mungkin malah berhari-hari, harus kita habiskan di perjalanan menuju kediamannya. Tapi sadarlah, bahwa kebahagiaan sang ibu adalah kebahagiaan kita juga. Sebesar apapun biaya itu tetap tak ada nilainya, bila dibandingkan doa tulus yang keluar dari mulutnya, ‘Mudah-mudahan, kamu murah rezeki.’
Duhg, dentuman keras seperti membelah jantung, saat kita sadar, bahwa doa itu keluar dari mulut wanita agung yang bukan lebih berkecukupan dibandingkan kita, yang selayaknya doa itu diperuntukkan bagi dirinya sendiri, atau justru keluar dari mulut kita untuk si ibu yang terkasih. Tapi, tampaknya luapan kasihnya yang tidak terbentung, membuatnya mampu untuk lebnih enteng mengucapkan doa mulia tersebut, ketimbang kita…
Berupayalah untuk membuat sang ibu tersenyum bahagia. Di hari-hari tua itu mereka akan sangat membutuhkan hiburan kita.
Surat untuk Ibu:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibunda. Maafkan kami, bila kurang mengisi hari-harimu dengan tawa.
Maafkan kami, bila kurang mampu membuatmu berbagahagia.
Bahkan kamipun tahu, banyak tindakan dan ucapan kami yang telah membuat hatimu terluka. Demi Allah, kami menyesali semuaitu. Tertawalah bunda, agar hari-hari kamipun menjadi semakin ceria..
[Disarikan dari buku Sutra Kasih Ibunda karya Abu Umar Basyir]

♥ SABAR...Yang Indah

0 komentar
♥ Wanita yang hebat itu adalah wanita yang tetap tegar berdiri meskipun banyak cobaan yang dihadapi.

♥ Jangan biarkan kehilangan membuatmu terpuruk, karena mereka telah mengajarkanmu tuk selalu menjaga apa yang kamu miliki.

♥ Menjadi pribadi yang kuat tak berarti kamu selalu mampu mengatasi masalah, itu hanya berarti kamu telah siap apapun yang menyakitimu.

♥ Jangan terlalu berharap pada seseorang, karena ketika dia tak mampu memenuhi harapanmu, kekecewaan akan hiasi harimu.

♥ Jangan mengeluh karena Tuhan tak memberi apa yang kamu minta. Bersyukurlah atas apa yang telah diberikannya tanpa perlu kamu meminta.

♥ Kamu telah diberikan kehidupan yang indah tuk dijalani, berhenti pikirkan apa yang disarankan orang lain. Hidup ini hidupmu, bukan mereka

Buatlah Bunda Tertawa

0 komentar
Kiky Panca WardhaniOleh Al Ustadz Abu Umar Basyir Al Maidaniy
Saat kita masih dalam buaian, dengan bersimbah keringat dan badan pegal-pegal, ibu bisa berjam-jam menggendong kita hanya agar jerit tangis terhenti, agar membias senyuman indah di bibir kita. Kala itu, rasa pegal-pegal di bagian punggungnya atau rasa sakit di pinggang dan lehernya, sudah tidak dirasakan lagi. Senyuman kita, bagi seorang ibu, adalah hadiah mahal yang mau dia bayar dengan apapun juga.
Saat usia sudah mulai menggerogoti kekuatan fisik seorang ibu, teronggaklah dia menjadi orang tua yang serba pasrah menerima segalanya. Ia hanya terus berharap, agar segala upayanya selama ini tidak sia-sia. Agar anaknya bisa hidup berbahagia lebih beruntung dari dirinya. Meski demikian, tali kasih itu ternyata tidak pernah terputus. Dengan merangkak pun dia siap, untuk mendatangi kediaman anaknya yang amat jauh, demi berkesempatan melihat wajah anaknya yang ceria, demi memastikan bahwa anaknya itu masih baik-baik saja.
Dengan realitas itu seorang anak harus sedikit tahu diri. Ia sudah sepatutnya bekerja keras untuk dapat membahagiakan orang tuanya, terutama sang ibu, sebagaimana ibunya telah berusaha membahagiakannya. Seorang ibu mungkin tidak pernah mengharapkan apa-apa. Namun lubuk hatinya, teramat membutuhkan siraman kebahagiaan melalui tawa dan canda.
“Abdulah bin Amru, suatu hari datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.Ia berkata, ‘Duhai Rasulullah! Aku sangat ingin berhijrah bersamamu. Namun tadi, aku meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis. Apa yang harus kulakukan’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Pulanglah. Buatlah mereka tertawa, sebagaimana engkau telah membuatnya menangis.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya II: 63, Abu Dawud II: 17, Ibnu Majah II: 930, dan Ahmad I: 160)
Berupayalah untuk membuat sang ibu tertawa bahagia. Umumnya, pekerjaan itu hanya membutuhkan secercah keikhlasan. Sepucuk surat yang memuat doa hangat, sapaan santun dan sedikit basa-basi menceritakan kabar-kabar terkini sang anak, sudah cukup untuk membuat ibu menyunggingkan senyuman,bahkan terkadang, memaksanya meneteskan airmata naru.
Berupayalah untuk membuat sang ibu tertawa berbahagia. Bisa jadi, terkadang kita harus merelakan biaya cukup besar dikuras dari kantong kita, hanya untuk bisa berjumpa dengan sang ibu. Bahkan, waktu berjam-jam mungkin malah berhari-hari, harus kita habiskan di perjalanan menuju kediamannya. Tapi sadarlah, bahwa kebahagiaan sang ibu adalah kebahagiaan kita juga. Sebesar apapun biaya itu tetap tak ada nilainya, bila dibandingkan doa tulus yang keluar dari mulutnya, ‘Mudah-mudahan, kamu murah rezeki.’
Duhg, dentuman keras seperti membelah jantung, saat kita sadar, bahwa doa itu keluar dari mulut wanita agung yang bukan lebih berkecukupan dibandingkan kita, yang selayaknya doa itu diperuntukkan bagi dirinya sendiri, atau justru keluar dari mulut kita untuk si ibu yang terkasih. Tapi, tampaknya luapan kasihnya yang tidak terbentung, membuatnya mampu untuk lebnih enteng mengucapkan doa mulia tersebut, ketimbang kita…
Berupayalah untuk membuat sang ibu tersenyum bahagia. Di hari-hari tua itu mereka akan sangat membutuhkan hiburan kita.
Surat untuk Ibu:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibunda. Maafkan kami, bila kurang mengisi hari-harimu dengan tawa.
Maafkan kami, bila kurang mampu membuatmu berbagahagia.
Bahkan kamipun tahu, banyak tindakan dan ucapan kami yang telah membuat hatimu terluka. Demi Allah, kami menyesali semuaitu. Tertawalah bunda, agar hari-hari kamipun menjadi semakin ceria..
[Disarikan dari buku Sutra Kasih Ibunda karya Abu Umar Basyir]

 

♥ Home Sweet Home ♥ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal