. ♥ Home Sweet Home ♥: 05/18/11

Pages

Rabu, 18 Mei 2011

Mengingat Mati

Diposting oleh ♥ Sweet Home ♥ di 19.25 0 komentar
 Mengingat Mati
“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang berziarahlah kalian ke kubur, karena ziarah kubur dapat melembutkan hati, membuat mata menangis dan mengingatkan kematian dan jangan berkata hujron.” (HR. Ahmad: 3/237), al-Hakim: 1/532. Sanadnya hasan sebagaimana ditegaskan oleh Syaikh al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz hal. 229)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hujron adalah perkataan yang batil.” (al-Majmu’5/301)
Imam Ahmad bin Abdurrahman al-Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Ketahuilah, orang yang tenggelam dan terlena dengan dunia, maka hatinya akan lalai dari mengingat mati, dia tidak mengingatnya. Andaikan ingat, dia akan benci dan lari darinya. Orang yang semacam ini, ingat mati tidak membawanya kecuali bertambah jauh dari Allah.” (Mukhtashor Minhaj al-Qashidin hal. 482)
***
Majalah Al-Furqon Edisi 5 tahun 8 Dzulhijjah 1429 (Desember 2008)

muslimah.or.id

Tanda Cinta Dari Sang Terkasih

Diposting oleh ♥ Sweet Home ♥ di 19.18 0 komentar
Setiap pasangan suami istri mendambakan keluarga yang bahagia dan harmonis meskipun masalah dalam rumah tangga tak dipungkiri keberadaannya. Namun adanya komunikasi yang baik antara suami istri dapat memperkecil bahkan meniadakan dampak dari masalah tersebut. Baik pencetus masalahnya dari suami, istri maupun dari luar, insyaallaahmasalah akan dapat teratasi dengan adanya keterbukaan satu sama lain.
Bukan bermaksud menjelek-jelekkan pasangan atau menampakkan kekurangan pasangan, namun keterbukaan tersebut bermaksud untuk mencari sebuah solusi. Jika ada yang berpendapat diam lebih baik karenatakutakan menyakiti atau membuat malu pasangan apabila dia bersikap terbuka maka ada baiknya dia melihat pertimbangan lain. Jika memang masalah tersebut bisa teratasi dengan diam, maka tak masalah untuk tidak dikomunikasikan. Namun jika dengan komunikasi akan lebih memberi dampak positif, maka berkomunikasilah karena bersikap terbuka bisa dilakukan dengan cara yang halus tanpa kesan menjelekan atau menyakiti. Cobalah untuk mulai berbicara dengan kata-kata yang lembut. Bisa langsung dengan lisan maupun tulisan. Jika pasangan kita memang ada kekeliruan maka hal itu bisa mengingatkannya dan bahkan bisa membuatnya berubah lebih baik.
Sebagaimana tulisan di bawah ini yang menyajikan sebuah diary seorang suami yang ditujukan kepada istri tercintanya. Tentulah tulisan tersebut dibuat karena rasa cintanya yang diwujudkan dalam bentuk perhatian berupa teguran halus terhadap sang istri. Tujuannya adalahmenginginkan istrinya lebih baik agar tidak merugi di dunia maupun di akhirat.
Telah diketahui bahwa ketika seorang suami mencintai istrinya, ia akan berusaha membuktikannya dengan memberikan sesuatu sebagai tanda cinta. Tanda cinta tersebut tidak hanya akan terwujud dalam bentuk hadiah yang berupa perhiasan atau barang-barang mewah saja, akan tetapi juga terwujud salah satunya dalam bentuk perhatian kepadanya, baik perhatian tentang kesehatannya, keadaannya hingga akhlaknya. Dan tanda cinta berbentuk perhatian inilah yang berpengaruh sangat besar dalam keharmonisan dalam rumah tangga. Mengapa? karena ia begitu special, tidak bisa dibeli ditoko manapun, dan dicari di bursa online manapun, meskipun orang tersebut sangat kaya. Maka berbahagialah wanita yang mendapat perhatian tersebut. Sebagaimana bahagianya sang istri yang telah mendapat tulisan dibawah ini dari sang terkasih.
Semoga dari diary ini bisa direnungi dan diambil hikmahnya, khususnya bagi kaum wanita agar bisa menambah ladang amal dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
DIARY SEORANG SUAMI YANG BERISI TEGURAN HALUS KEPADA ISTRINYA
Istriku tercinta, aku menulis catatan ini sebagai bukti cintaku kepadamu dan keridhaanku menerimamu sebagai istri, aku telah menambatkan cintaku untukmu. Dalam hatiku berkata, inilah wanita yang bisa menjadi ibu anak-anakku dan cocok menjadi istriku. Inilahmawaddah dan sakinah, inilah raihanah rumahku. Aku bimbing tanganmu bersama-sama mengarungi samudera dengan bahtera rumahtangga, menuju ke pantai yang penuh kedamaian di sisi Ar Rabb Ar Rahman.
Akan tetapi tiba-tiba datang topan badai menghalangi jalan kita, angin bertiup kencang. Kalau kita berdua tidak segera sadar niscaya kita akan kehilangan kendali bahtera dan kita akan tersesat arah. Aku berkata dalam hati: tidak! Aku tidak akan membiarkan bahtera ini karam. Maka aku pegang penaku dan aku buka lembaran kertasku. Lalu aku tulis teguran halus ini dari seorang kekasih kepada kekasihnya.
  • Istriku tercinta tidakkah engkau ingat pada awal pernikahan kita dahulu engkau adalah lambang kecantikan, kemudian aku tidak mengerti mengapa penampilanmu sampai pada taraf demikian parah, awut-awutan dan tak enak dilihat. Apakah engkau lupa bahwa termasuk salah satu sifat wanita shalihah apabila suaminya memandang kepadanya niscaya akan membuat senang.
  • Sayangku, tidakkah engkau ingat, berulang kali engkau mengungkit-ungkit jasamu kepadaku, menyebut-nyebut kewajiban-kewajiban rumahtangga yang telah engkau lakukan untukku, pelayanan yang telah engkau berikan kepada tamu-tamuku dan dalam melayani kebutuhanku, apakah engkau lupa firman Allah subhanahu wa ta’alla
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى
    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Qs Al Baqarah: 264)
  • Tidakkah engkau ingat wahai kekasihku, berapa kali kita telah saling berjanji pada saat-saat pernikahan bahwa kita akan saling bahu membahu dalam ketaatan, mengemban dakwah kepada agama Allah, berikrar bahwa kita akan fokus kepada masalah ummat islam dan mendidik anak-anak kita dengan pendidikan islami, tetapi relitanya kita sibuk mengikuti perkembangan mode, hanyut mengikuti cerita-cerita, kisah-kisah, pernak-pernik dan mengejar harta darimanapun sumbernya.
  • Sayangku, tidakkah engkau ingat seringnya engkau menggerutu, tidak qana’ah (puas) menerima rejeki yang telah Allah berikan kepada kita. Haruskah aku menjalani usaha yang haram demi mewujudkan keinginanmu? Apakah engkau sudah lupa kisah wanita yang berkata kepada suaminya: “Bertaqwalah engkau kepada Allah dalam memperlakukan kami, sungguh kami bisa menahan lapar namun kami tidak akan sabar menanggung panasnya api neraka.”
  • Ingatkah dirimu betapa sering aku bangun dari tidurku dibagian akhir malam, ternyata aku dapati engkau sedang asyik menonton film dan musik. Bukankah lebih baik engkau berdzikir mengingat Allah dan mengerjakan shalat malam dua rakaat sementara manusia sedang lelap tertidur dikegelapan kubur. Atau minimal engkau segera berangkat tidur agar esok tidak terluput shalat fajar.
  • Sayangku, ingatkah dirimu ketika engkau keluar dari rumah tanpa seizinku untuk mengunjungi keluargamu dan ketika engkau memasukkan temanmu si fulanah ke dalam rumahku padahal aku telah melarangmu memasukkannya ke dalam rumah! Lupakah dirimu bahwa itu merupakan hakku!
  • Kekasihku, ingatkah dirimu ketika keluargaku datang mengunjungiku, demikian pula teman-temanku, namun aku lihat engkau menampilkan wajah muram, berat langkah kakimu dan bermuka masam!Memang engkau telah menghidangkan kepada mereka makanan yang lezat dan mengundang selera akan tetapi semua itu tiada artinya karena muka masammu itu! Bukankah engkau mengetahui sebuah pepatah: ‘ Temuilah aku tetapi jangan beri aku makan!’
Sayangku, aku senantiasa mengatakan kepadamu dengan sepenuh hatiku bahwa aku mencintaimu.
Aku berharap kita bersama-sama dapat meraih ridha Ar-rahman.
Barangkali aku juga banyak melakukan kesalahan dan mengabaikan hakmu. Dan barangkali aku tidak menyadari kekuranganku dalam melaksanakan kewajiban terhadapmu dan dalam menjaga perasaanmu.
Aku memohon kepadamu agar membalas risalah ini, silakan ungkapkan apa yang terbetik dalam benakmu. Bukankah tujuan kita berdua adalah satu. Kita telah menumpang bahtera yang satu dan tujuan kita juga satu. Tujuan kita adalah selalu bersama-sama di dunia dan di akhirat di jannah ‘And. Jangan engkau biarkan angin badai menghantam kita sehingga membuat kita tersesat jalan.
-selesai-
Diary diatas hendaknya dapat menjadi wacanabagi para wanitaagar lebih memperhatikan hak-hak suaminya, yang terkadang terabaikan namun tidak disadari oleh sebagian para wanita. Bersyukurlah jika suami nrimo (tak banyak menuntut) namun hendaknya sang istri pengertian bukan malah sekehendak hati bahkan mengabaikan hak-hak suami. Sajikanlah hak-hak yang terbaik dimeja rumah tanggamu hingga terasa lezat dalam menikmatinya, serta barakah karenanya. Wallahu a’lam
***
Diambil dari buku Agar Suami Cemburu Padamu hal 44, Penerbit At-Tibyan (Dengan sedikit penambahan dari tim muslimah.or.id)

Warisan Buatku dan Buatmu

Diposting oleh ♥ Sweet Home ♥ di 04.29 0 komentar

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ : أَنَّهُ مَرَّ بِسُوْقِ الْمَدِيْنَةِ فَوَقَفَ عَلَيْهَا فَقَالَ يَا أَهْلَ السُّوْقِ مَا أَعْجِزْكُمْ ؟ قَالُوْا وَمَا ذَاكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ؟ قَالَ ذَاكَ مِيْرَاثُ رَسُوْلِ اللهِ يَقْسِمُ وَأَنْتُمْ هَا هُنَا لَا تَذَهَبُوْنَ ؟ فَتَأْخُذُوْنَ نَصِيْبَكُمْ مِنْهُ. قَالُوْا وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِيْ الْمَسْجِدِ فَخَرَجُوْا سُرَاعًا إِلَى الْمَسْجِدِ وَوَقَفَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ لَهُمْ حَتَّى رَجِعُوْا. فَقَالَ لَهُمْ مَا لَكُمْ ؟ قَالُوْا يَا أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَدْ أَتَيْنَا الْمَسْجِدِ فَدَخَلْنَا فَلَمْ نَرَ فِيْهِ شَيْئًا يَقْسِمُ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُوْ هُرَيْرَةَ أَمَا رَأَيْتُمْ فِيْ الْمَسْجِدِ أَحَدًا ؟ قَالُوا بَلَى, رَأَيْنَا قَوْمًا يُصَلُّونَ وَقَوْمًا يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ وَقَوْمًا يَتَذَاكَرُوْنَ الْحَلَالَ وَالْحَرَامَ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَيَحْكُمُ, فَذَاكَ مِيْرَاث….
Dari Sahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu, Sesungguhnya dia (Abu Huroiroh) pernah melewati sebuah pasar di Madinah, kemudian dia berhenti dan berkata, “Wahai para orang-orang yang ada di pasar…apa gerangan yang membuat kalian malas/lemah? Maka orang –orang yang ada di pasar mengatakan, “Melemahkan atas apa wahai Abu Huroiroh?” Maka Abu Huroiroh mengatakan, “Mengapa kalian lemah/malas mengambil warisan Rosulullah, warisan beliau saat ini sedang dibagi-bagikan namun kalian malah tidak pergi mengambilnya? Ambillah bagian kalian..Kemudian mereka mengatakan, “Dimana pembagian warisan itu wahai Abu Huroiroh?” Abu Huroiroh pun mengatakan, “Di masjid”. Maka merekapun menuju masjid dengan langakah yang cepat sedangkan Abu Huroiroh tetap berada di tempatnya sampai kemudian mereka kembali ke Abu Huroiroh. Abu Huroirohpun mengatakan, “Kenapa kalian (kok kembali lagipent.)?” Mereka mengatakan, “Wahai Abu Huroiroh sungguh kami telah mendatangi masjid, kamipun telah masuk namun kami tidak melihat suatu apapun yang dibagikan”. Abu Huroiroh mengatakan, “Apakan kalian tidak melihat seorangpun di masjid?” Mereka mengatakan, “Tentu kami melihat ada orang di masjid, ada sekelompok orang-orang yang sedang sholat, ada kelompok yang sedang membaca Al Qur’an, ada sekelompok lainnya memebicarakan hukum tentang halal dan haram (mengkaji hukum-hukum  fiqh)”. Maka Abu Huroiroh mengatakan, “Betapa kasihannya kalian, itulah warisan Rosulullah shollallahu ‘alaihi was sallam”

Bagimu Saudaraku yang Belum Dikaruniai Anak

Diposting oleh ♥ Sweet Home ♥ di 04.21 0 komentar



Bagimu Saudaraku yang Belum Dikaruniai Anak
Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik AllahSubhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
Anak merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang amat agung di sisi manusia. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. [ QS. Asy Syura (42) : 49]
Namun demikian Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa anak juga dapat menjadi fitnah (cobaan/musibah) bagi orang tuanya jika anak tersebut menjadikan orang tuanya lalai dari bertaqwa kepada Allah. Oleh karena itu Allah ingatkan kita dalam banyak firmanNya agar anak-anak tidak menjadi fitnah bagi kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. [ QS. Al Munafiqun (63) : 9]
Maka demikianlah nikmat jika kita tidak pandai bersyukur maka nikmat tersebut akan menjadi bencana buat kita, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memperingatkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. [ QS. Ibrohim (14) : 7]

Saudara-saudaraku –semoga Allah senantiasa membimbing kita di atas jalan yang benar-, adalah sebuah kenyataan yang sering mata ini melihatnya ketika dua orang insan yang telah menikah namun belum dikaruniai anak (padahal mereka telah lama menikah). Demi mendapatkan anak mereka melanggar aturan Allah ‘Azza wa Jalla semisal mendatangi dukun (walaupun dengan sebutan orang pintar), mengkonsumsi obat-obat yang haram hingga tak jarang menceraikan istri mereka. Untuk itulah aku goreskan pena ini untuk kita wahai saudaraku agar kita terhindar dari hal di atas.
[Salah Solusi bagi Pasangan yang Belum Dianugrahi Anak]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. [ QS. Nuh (71) : 10-12]
Seorang ‘Ulama Tafsir yang Masyhur Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi rohimahullah menukil sebuah atsar yang diriwayatkan dari Ar Robi’ bin Shobih,
وقال ابن صبيح: شكا رجل إلى الحسن الجدوبة فقال له: استغفر الله.
وشكا آخر إليه الفقر فقال له: استغفر الله.
وقال له آخر. ادع الله أن يرزقني ولدا، فقال له: استغفر الله.وشكا إليه آخر جفاف بستانه،
فقال له: استغفر الله.
فقلنا له في ذلك ؟ فقال: ما قلت من عندي شيئا، إن الله تعالى يقول في سورة ” نوح “: ” استغفروا ربكم إنه كان غفارا.
يرسل السماء عليكم مدرارا.
“Ada seseorang yang mengadu kepada Al Hasan Al Bashri tentang paceklik, maka Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Kemudian ada orang lain yang mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Kemudian datang orang lain kepada Beliau dan meminta agar didoakan supaya dikaruniai anak, Beliau mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Maka kami katakan kepada Beliau, “Mengapa Engkau memerintahkan kepada mereka semua untuk beristighfarlah kepada Allah ?”
Beliau menjawab, “Aku tidaklah mengatakan hal itu dari diriku sendiri melainkan sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta’ala telah berfirman (yang artinya),
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat”. [ QS. Nuh (71) : 10-11][1]
Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hafidzahullah mengatakan,
استنبط بعض الصالحين من هذه الآية أن من كانت له رغبة في مال أو ولد فليكثر من الاتسغفار الليل والنهار ولا يمل يعطه الله تعالى مراده من المال والولد
“Sebagian orang-orang yang sholeh[2] berdalil dengan ayat ini untuk menetapkan barangsiapa yang berkeinginan dianugrahi harta, atau anak maka hendaklah ia memperbanyak istighfar di malam hari dan siang hari serta hendaklah ia tidak malas/bosan meminta kepada Allah agar Allah memberikan padanya harta dan anak”[3].
[Kesimpulan]
Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh orang yang sudah menikah dan belum memilki anak adalah memperbanyak istighfar/taubat kepada Allah. Dan perlu diingat taubat/istighfar itu harus dilaksanakan dari hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan anggota badan. Allahu a’lam.
Demikianlah pembahasan singkat ini, mudah-mudahan kita dapat mengamalkannya. Amin
Sigambal,
Setelah Isya’,
Aditya Budiman bin Usman
02 Mei 2011 M.

[1] Lihat Tafsir Al Qurthubi hal. 302/XVII, Syamilah.
[2] Dalam catatan kaki disebutkan bahwa yang dimaksud orang sholeh adalah Al Hasan Al Bashri.
[3] Lihat Aisarut Tafaasir oleh Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hal. 345/V, terbitan Maktabah Al ‘Ulum wal Hikam, Madinah Al Munawaroh, KSA.

Mengingat Mati

0 komentar
 Mengingat Mati
“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang berziarahlah kalian ke kubur, karena ziarah kubur dapat melembutkan hati, membuat mata menangis dan mengingatkan kematian dan jangan berkata hujron.” (HR. Ahmad: 3/237), al-Hakim: 1/532. Sanadnya hasan sebagaimana ditegaskan oleh Syaikh al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz hal. 229)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hujron adalah perkataan yang batil.” (al-Majmu’5/301)
Imam Ahmad bin Abdurrahman al-Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Ketahuilah, orang yang tenggelam dan terlena dengan dunia, maka hatinya akan lalai dari mengingat mati, dia tidak mengingatnya. Andaikan ingat, dia akan benci dan lari darinya. Orang yang semacam ini, ingat mati tidak membawanya kecuali bertambah jauh dari Allah.” (Mukhtashor Minhaj al-Qashidin hal. 482)
***
Majalah Al-Furqon Edisi 5 tahun 8 Dzulhijjah 1429 (Desember 2008)

muslimah.or.id

Tanda Cinta Dari Sang Terkasih

0 komentar
Setiap pasangan suami istri mendambakan keluarga yang bahagia dan harmonis meskipun masalah dalam rumah tangga tak dipungkiri keberadaannya. Namun adanya komunikasi yang baik antara suami istri dapat memperkecil bahkan meniadakan dampak dari masalah tersebut. Baik pencetus masalahnya dari suami, istri maupun dari luar, insyaallaahmasalah akan dapat teratasi dengan adanya keterbukaan satu sama lain.
Bukan bermaksud menjelek-jelekkan pasangan atau menampakkan kekurangan pasangan, namun keterbukaan tersebut bermaksud untuk mencari sebuah solusi. Jika ada yang berpendapat diam lebih baik karenatakutakan menyakiti atau membuat malu pasangan apabila dia bersikap terbuka maka ada baiknya dia melihat pertimbangan lain. Jika memang masalah tersebut bisa teratasi dengan diam, maka tak masalah untuk tidak dikomunikasikan. Namun jika dengan komunikasi akan lebih memberi dampak positif, maka berkomunikasilah karena bersikap terbuka bisa dilakukan dengan cara yang halus tanpa kesan menjelekan atau menyakiti. Cobalah untuk mulai berbicara dengan kata-kata yang lembut. Bisa langsung dengan lisan maupun tulisan. Jika pasangan kita memang ada kekeliruan maka hal itu bisa mengingatkannya dan bahkan bisa membuatnya berubah lebih baik.
Sebagaimana tulisan di bawah ini yang menyajikan sebuah diary seorang suami yang ditujukan kepada istri tercintanya. Tentulah tulisan tersebut dibuat karena rasa cintanya yang diwujudkan dalam bentuk perhatian berupa teguran halus terhadap sang istri. Tujuannya adalahmenginginkan istrinya lebih baik agar tidak merugi di dunia maupun di akhirat.
Telah diketahui bahwa ketika seorang suami mencintai istrinya, ia akan berusaha membuktikannya dengan memberikan sesuatu sebagai tanda cinta. Tanda cinta tersebut tidak hanya akan terwujud dalam bentuk hadiah yang berupa perhiasan atau barang-barang mewah saja, akan tetapi juga terwujud salah satunya dalam bentuk perhatian kepadanya, baik perhatian tentang kesehatannya, keadaannya hingga akhlaknya. Dan tanda cinta berbentuk perhatian inilah yang berpengaruh sangat besar dalam keharmonisan dalam rumah tangga. Mengapa? karena ia begitu special, tidak bisa dibeli ditoko manapun, dan dicari di bursa online manapun, meskipun orang tersebut sangat kaya. Maka berbahagialah wanita yang mendapat perhatian tersebut. Sebagaimana bahagianya sang istri yang telah mendapat tulisan dibawah ini dari sang terkasih.
Semoga dari diary ini bisa direnungi dan diambil hikmahnya, khususnya bagi kaum wanita agar bisa menambah ladang amal dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
DIARY SEORANG SUAMI YANG BERISI TEGURAN HALUS KEPADA ISTRINYA
Istriku tercinta, aku menulis catatan ini sebagai bukti cintaku kepadamu dan keridhaanku menerimamu sebagai istri, aku telah menambatkan cintaku untukmu. Dalam hatiku berkata, inilah wanita yang bisa menjadi ibu anak-anakku dan cocok menjadi istriku. Inilahmawaddah dan sakinah, inilah raihanah rumahku. Aku bimbing tanganmu bersama-sama mengarungi samudera dengan bahtera rumahtangga, menuju ke pantai yang penuh kedamaian di sisi Ar Rabb Ar Rahman.
Akan tetapi tiba-tiba datang topan badai menghalangi jalan kita, angin bertiup kencang. Kalau kita berdua tidak segera sadar niscaya kita akan kehilangan kendali bahtera dan kita akan tersesat arah. Aku berkata dalam hati: tidak! Aku tidak akan membiarkan bahtera ini karam. Maka aku pegang penaku dan aku buka lembaran kertasku. Lalu aku tulis teguran halus ini dari seorang kekasih kepada kekasihnya.
  • Istriku tercinta tidakkah engkau ingat pada awal pernikahan kita dahulu engkau adalah lambang kecantikan, kemudian aku tidak mengerti mengapa penampilanmu sampai pada taraf demikian parah, awut-awutan dan tak enak dilihat. Apakah engkau lupa bahwa termasuk salah satu sifat wanita shalihah apabila suaminya memandang kepadanya niscaya akan membuat senang.
  • Sayangku, tidakkah engkau ingat, berulang kali engkau mengungkit-ungkit jasamu kepadaku, menyebut-nyebut kewajiban-kewajiban rumahtangga yang telah engkau lakukan untukku, pelayanan yang telah engkau berikan kepada tamu-tamuku dan dalam melayani kebutuhanku, apakah engkau lupa firman Allah subhanahu wa ta’alla
    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى
    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Qs Al Baqarah: 264)
  • Tidakkah engkau ingat wahai kekasihku, berapa kali kita telah saling berjanji pada saat-saat pernikahan bahwa kita akan saling bahu membahu dalam ketaatan, mengemban dakwah kepada agama Allah, berikrar bahwa kita akan fokus kepada masalah ummat islam dan mendidik anak-anak kita dengan pendidikan islami, tetapi relitanya kita sibuk mengikuti perkembangan mode, hanyut mengikuti cerita-cerita, kisah-kisah, pernak-pernik dan mengejar harta darimanapun sumbernya.
  • Sayangku, tidakkah engkau ingat seringnya engkau menggerutu, tidak qana’ah (puas) menerima rejeki yang telah Allah berikan kepada kita. Haruskah aku menjalani usaha yang haram demi mewujudkan keinginanmu? Apakah engkau sudah lupa kisah wanita yang berkata kepada suaminya: “Bertaqwalah engkau kepada Allah dalam memperlakukan kami, sungguh kami bisa menahan lapar namun kami tidak akan sabar menanggung panasnya api neraka.”
  • Ingatkah dirimu betapa sering aku bangun dari tidurku dibagian akhir malam, ternyata aku dapati engkau sedang asyik menonton film dan musik. Bukankah lebih baik engkau berdzikir mengingat Allah dan mengerjakan shalat malam dua rakaat sementara manusia sedang lelap tertidur dikegelapan kubur. Atau minimal engkau segera berangkat tidur agar esok tidak terluput shalat fajar.
  • Sayangku, ingatkah dirimu ketika engkau keluar dari rumah tanpa seizinku untuk mengunjungi keluargamu dan ketika engkau memasukkan temanmu si fulanah ke dalam rumahku padahal aku telah melarangmu memasukkannya ke dalam rumah! Lupakah dirimu bahwa itu merupakan hakku!
  • Kekasihku, ingatkah dirimu ketika keluargaku datang mengunjungiku, demikian pula teman-temanku, namun aku lihat engkau menampilkan wajah muram, berat langkah kakimu dan bermuka masam!Memang engkau telah menghidangkan kepada mereka makanan yang lezat dan mengundang selera akan tetapi semua itu tiada artinya karena muka masammu itu! Bukankah engkau mengetahui sebuah pepatah: ‘ Temuilah aku tetapi jangan beri aku makan!’
Sayangku, aku senantiasa mengatakan kepadamu dengan sepenuh hatiku bahwa aku mencintaimu.
Aku berharap kita bersama-sama dapat meraih ridha Ar-rahman.
Barangkali aku juga banyak melakukan kesalahan dan mengabaikan hakmu. Dan barangkali aku tidak menyadari kekuranganku dalam melaksanakan kewajiban terhadapmu dan dalam menjaga perasaanmu.
Aku memohon kepadamu agar membalas risalah ini, silakan ungkapkan apa yang terbetik dalam benakmu. Bukankah tujuan kita berdua adalah satu. Kita telah menumpang bahtera yang satu dan tujuan kita juga satu. Tujuan kita adalah selalu bersama-sama di dunia dan di akhirat di jannah ‘And. Jangan engkau biarkan angin badai menghantam kita sehingga membuat kita tersesat jalan.
-selesai-
Diary diatas hendaknya dapat menjadi wacanabagi para wanitaagar lebih memperhatikan hak-hak suaminya, yang terkadang terabaikan namun tidak disadari oleh sebagian para wanita. Bersyukurlah jika suami nrimo (tak banyak menuntut) namun hendaknya sang istri pengertian bukan malah sekehendak hati bahkan mengabaikan hak-hak suami. Sajikanlah hak-hak yang terbaik dimeja rumah tanggamu hingga terasa lezat dalam menikmatinya, serta barakah karenanya. Wallahu a’lam
***
Diambil dari buku Agar Suami Cemburu Padamu hal 44, Penerbit At-Tibyan (Dengan sedikit penambahan dari tim muslimah.or.id)

Warisan Buatku dan Buatmu

0 komentar

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ : أَنَّهُ مَرَّ بِسُوْقِ الْمَدِيْنَةِ فَوَقَفَ عَلَيْهَا فَقَالَ يَا أَهْلَ السُّوْقِ مَا أَعْجِزْكُمْ ؟ قَالُوْا وَمَا ذَاكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ؟ قَالَ ذَاكَ مِيْرَاثُ رَسُوْلِ اللهِ يَقْسِمُ وَأَنْتُمْ هَا هُنَا لَا تَذَهَبُوْنَ ؟ فَتَأْخُذُوْنَ نَصِيْبَكُمْ مِنْهُ. قَالُوْا وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِيْ الْمَسْجِدِ فَخَرَجُوْا سُرَاعًا إِلَى الْمَسْجِدِ وَوَقَفَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ لَهُمْ حَتَّى رَجِعُوْا. فَقَالَ لَهُمْ مَا لَكُمْ ؟ قَالُوْا يَا أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَدْ أَتَيْنَا الْمَسْجِدِ فَدَخَلْنَا فَلَمْ نَرَ فِيْهِ شَيْئًا يَقْسِمُ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُوْ هُرَيْرَةَ أَمَا رَأَيْتُمْ فِيْ الْمَسْجِدِ أَحَدًا ؟ قَالُوا بَلَى, رَأَيْنَا قَوْمًا يُصَلُّونَ وَقَوْمًا يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ وَقَوْمًا يَتَذَاكَرُوْنَ الْحَلَالَ وَالْحَرَامَ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَيَحْكُمُ, فَذَاكَ مِيْرَاث….
Dari Sahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu, Sesungguhnya dia (Abu Huroiroh) pernah melewati sebuah pasar di Madinah, kemudian dia berhenti dan berkata, “Wahai para orang-orang yang ada di pasar…apa gerangan yang membuat kalian malas/lemah? Maka orang –orang yang ada di pasar mengatakan, “Melemahkan atas apa wahai Abu Huroiroh?” Maka Abu Huroiroh mengatakan, “Mengapa kalian lemah/malas mengambil warisan Rosulullah, warisan beliau saat ini sedang dibagi-bagikan namun kalian malah tidak pergi mengambilnya? Ambillah bagian kalian..Kemudian mereka mengatakan, “Dimana pembagian warisan itu wahai Abu Huroiroh?” Abu Huroiroh pun mengatakan, “Di masjid”. Maka merekapun menuju masjid dengan langakah yang cepat sedangkan Abu Huroiroh tetap berada di tempatnya sampai kemudian mereka kembali ke Abu Huroiroh. Abu Huroirohpun mengatakan, “Kenapa kalian (kok kembali lagipent.)?” Mereka mengatakan, “Wahai Abu Huroiroh sungguh kami telah mendatangi masjid, kamipun telah masuk namun kami tidak melihat suatu apapun yang dibagikan”. Abu Huroiroh mengatakan, “Apakan kalian tidak melihat seorangpun di masjid?” Mereka mengatakan, “Tentu kami melihat ada orang di masjid, ada sekelompok orang-orang yang sedang sholat, ada kelompok yang sedang membaca Al Qur’an, ada sekelompok lainnya memebicarakan hukum tentang halal dan haram (mengkaji hukum-hukum  fiqh)”. Maka Abu Huroiroh mengatakan, “Betapa kasihannya kalian, itulah warisan Rosulullah shollallahu ‘alaihi was sallam”

Bagimu Saudaraku yang Belum Dikaruniai Anak

0 komentar



Bagimu Saudaraku yang Belum Dikaruniai Anak
Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik AllahSubhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
Anak merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang amat agung di sisi manusia. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. [ QS. Asy Syura (42) : 49]
Namun demikian Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa anak juga dapat menjadi fitnah (cobaan/musibah) bagi orang tuanya jika anak tersebut menjadikan orang tuanya lalai dari bertaqwa kepada Allah. Oleh karena itu Allah ingatkan kita dalam banyak firmanNya agar anak-anak tidak menjadi fitnah bagi kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. [ QS. Al Munafiqun (63) : 9]
Maka demikianlah nikmat jika kita tidak pandai bersyukur maka nikmat tersebut akan menjadi bencana buat kita, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memperingatkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. [ QS. Ibrohim (14) : 7]

Saudara-saudaraku –semoga Allah senantiasa membimbing kita di atas jalan yang benar-, adalah sebuah kenyataan yang sering mata ini melihatnya ketika dua orang insan yang telah menikah namun belum dikaruniai anak (padahal mereka telah lama menikah). Demi mendapatkan anak mereka melanggar aturan Allah ‘Azza wa Jalla semisal mendatangi dukun (walaupun dengan sebutan orang pintar), mengkonsumsi obat-obat yang haram hingga tak jarang menceraikan istri mereka. Untuk itulah aku goreskan pena ini untuk kita wahai saudaraku agar kita terhindar dari hal di atas.
[Salah Solusi bagi Pasangan yang Belum Dianugrahi Anak]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. [ QS. Nuh (71) : 10-12]
Seorang ‘Ulama Tafsir yang Masyhur Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi rohimahullah menukil sebuah atsar yang diriwayatkan dari Ar Robi’ bin Shobih,
وقال ابن صبيح: شكا رجل إلى الحسن الجدوبة فقال له: استغفر الله.
وشكا آخر إليه الفقر فقال له: استغفر الله.
وقال له آخر. ادع الله أن يرزقني ولدا، فقال له: استغفر الله.وشكا إليه آخر جفاف بستانه،
فقال له: استغفر الله.
فقلنا له في ذلك ؟ فقال: ما قلت من عندي شيئا، إن الله تعالى يقول في سورة ” نوح “: ” استغفروا ربكم إنه كان غفارا.
يرسل السماء عليكم مدرارا.
“Ada seseorang yang mengadu kepada Al Hasan Al Bashri tentang paceklik, maka Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Kemudian ada orang lain yang mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Kemudian datang orang lain kepada Beliau dan meminta agar didoakan supaya dikaruniai anak, Beliau mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Maka kami katakan kepada Beliau, “Mengapa Engkau memerintahkan kepada mereka semua untuk beristighfarlah kepada Allah ?”
Beliau menjawab, “Aku tidaklah mengatakan hal itu dari diriku sendiri melainkan sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta’ala telah berfirman (yang artinya),
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat”. [ QS. Nuh (71) : 10-11][1]
Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hafidzahullah mengatakan,
استنبط بعض الصالحين من هذه الآية أن من كانت له رغبة في مال أو ولد فليكثر من الاتسغفار الليل والنهار ولا يمل يعطه الله تعالى مراده من المال والولد
“Sebagian orang-orang yang sholeh[2] berdalil dengan ayat ini untuk menetapkan barangsiapa yang berkeinginan dianugrahi harta, atau anak maka hendaklah ia memperbanyak istighfar di malam hari dan siang hari serta hendaklah ia tidak malas/bosan meminta kepada Allah agar Allah memberikan padanya harta dan anak”[3].
[Kesimpulan]
Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh orang yang sudah menikah dan belum memilki anak adalah memperbanyak istighfar/taubat kepada Allah. Dan perlu diingat taubat/istighfar itu harus dilaksanakan dari hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan anggota badan. Allahu a’lam.
Demikianlah pembahasan singkat ini, mudah-mudahan kita dapat mengamalkannya. Amin
Sigambal,
Setelah Isya’,
Aditya Budiman bin Usman
02 Mei 2011 M.

[1] Lihat Tafsir Al Qurthubi hal. 302/XVII, Syamilah.
[2] Dalam catatan kaki disebutkan bahwa yang dimaksud orang sholeh adalah Al Hasan Al Bashri.
[3] Lihat Aisarut Tafaasir oleh Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hal. 345/V, terbitan Maktabah Al ‘Ulum wal Hikam, Madinah Al Munawaroh, KSA.

 

♥ Home Sweet Home ♥ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal