Diriwayatkan bahwa Shaqiq (Ibnu Ibrahim) al-Balkhi berkata kepada Hatim (al-Assam – muridnya):
Kamu telah bersamaku untuk waktu yang lama, apa yang sudah kamu pelajari?”
Hatim menjawab:
Delapan perkara:
Pertama. Aku melihat pada mahluk dan menemukan bahwa setiap orang memiliki sesuatu yang sangat dicintainya, tetapi ketika orang tersebut sampai ke kuburnya, kecintaannya akan berpisah darinya. Maka aku menjadikan sesuatu yang paling kucintai adalah amal baikku. sehingga mereka akan menyertaiku di dalam kubur.
Kedua: Aku melihat pada firman Allah Ta’ala:
ونهى النفس عن الهوى...dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,” (QS An-Nazi’at : 40)
Maka aku berusaha sungguh-sungguh menahan diriku, menolak hawa nafsu sampai diriku tetap dalam ketaatan kepada Allah
Ketiga: Aku melihat, setiap orang yang memiliki sesuatu yang berharga di sisinya akan menjaganya, kemudian aku melihat pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ما عندكم ينفد وما عند الله باقApa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS An-Nahl : 96)
Maka kapanpun sesuatu yang berharga berada bersamaku, aku menggunakannya untuk Allah, sehingga ia akan tetap bagiku di sisi-Nya.
Keempat: Aku melihat manusia kembali kepada harta, keturunan, dan kedudukan, dan semuanya tidak berharga, maka aku memperhatikan firman Allah Ta’ala:
إن أكرمكم عند الله اتقاكمSesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS Al-Hujarat : 13)
Maka aku berusaha untuk mengerjakan ketakwaan sehingga aku dapat menjadi mulia di sisi Allah.
Kelima: Aku melihat manusia dengki satu sama lain, maka aku memperhatikan firman Allah Ta’ala:
نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْKami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (QS Az-Zukhruf : 32)
Maka aku pun meninggalkan hasad.
Keenam: Aku melihat mereka mengambil musuh satu sama lain, lalu aku melihat firman Allah:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),” (QS Fathir : 6)
Maka aku meninggalkan musuh-musuh mereka dan hanya mengambil syaithan sebagai musuhku.
Ketujuh: Aku melihat mereka menghinakan diri mereka dalam mencari rezeki, maka aku memperhatikan firman Allah Ta’ala
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya,” (QS Hud : 6)
Maka aku berkonsentrasi pada apa yang dikehendaki-Nya bagiku dan meninggalkan apa yang tidak dikehendaki-Nya bagiku.
Kedelapan: Aku melihat mereka tergantung pada perdagangan, pekerjaan dan kesehatan mereka, maka aku bergantung kepada Allah.
Sumber: Mukhtasar Minhajul Qasidin hal 28. (SubulAsSalaam.Com)
Technorati Tags: hikmah,pelajaran,renungan,tazkiyatun nafs
http://www.khayla.net/2009/07/delapan-hal-yang-aku-pelajari-dari.html
0 komentar on "Delapan hal Yang Aku Pelajari dari Syaqiq"
Posting Komentar