"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas umatku ialah seorang munafik yang pandai bersilat lidah." [2]
Syaikh ibnu Utsaimin berkata bahwa perdebatan terdiri dari 2 macam :
• Perdebatan dan berbantah-bantahan dengan maksud ingin memperdaya orang-orang bodoh, mengungguli para ulama, serta mempertahankan pendapat pribadi. Maka perdebatan ini adalah perdebatan yang tercela.
• Perdebatan untuk mencari kebenaran, MESKIPUN IA HARUS MENGALAH. Perdebatan ini merupakan sikap terpuji. SEBAGAI INDIKASI, JIKA KEBENARAN TELAH TAMPAK BAGI SESEORANG, MAKA IA WAJIB MENERIMANYA.
Terimalah kebenaran itu apa adanya, baik ketika engkau berdebat bersama orang lain maupun ketika engkau menemukannya sendiri.
Kapanpun kebenaran itu tampak bagimu maka katakanlah, "sami'na wa atho'na, wa amanna wa shaddaqna" (Kami dengar dan kami taat, kami percaya dan membenarkannya).
• Perdebatan dan berbantah-bantahan dengan maksud ingin memperdaya orang-orang bodoh, mengungguli para ulama, serta mempertahankan pendapat pribadi. Maka perdebatan ini adalah perdebatan yang tercela.
• Perdebatan untuk mencari kebenaran, MESKIPUN IA HARUS MENGALAH. Perdebatan ini merupakan sikap terpuji. SEBAGAI INDIKASI, JIKA KEBENARAN TELAH TAMPAK BAGI SESEORANG, MAKA IA WAJIB MENERIMANYA.
Terimalah kebenaran itu apa adanya, baik ketika engkau berdebat bersama orang lain maupun ketika engkau menemukannya sendiri.
Kapanpun kebenaran itu tampak bagimu maka katakanlah, "sami'na wa atho'na, wa amanna wa shaddaqna" (Kami dengar dan kami taat, kami percaya dan membenarkannya).
Jika kebenaran telah tampak dan engkau masih mencari-cari alasan untuk membela diri, berarti syaitan telah membisiki dirinya, hingga ia senantiasa berada dalam kebingungan dan keraguan sebagaimana dikatakan dalam firman ALLAH ta'ala :
"Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka, seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya. Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." [QS. Al-An'am: 110]
"Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja. Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar."
[QS. Az Zakhruf: 58]
"Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat ALLAH tanpa alasan yang sampai kpd mereka, tidak ada didalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran, dan sekali-kali tiada akan mencapainya."
[QS. Ghafir:56]
Seorang yang berdebat hanya untuk membela diri/memaksakan pendapatnya sendiri, tidak akan diberi taufik dan tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu.
"Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."
[QS. An-Nahl: 125]
----
Syarah Al-Kabair Imam Adz Dzahabi. Abu Abdirrahman Adil, berdasarkan penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Takhrij Hadist Syaikh Nashiruddin Al-Albani]
♥♥
1. [HR. Tirmidzi IV/375, (2028). Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi V/27]
2 [HR. Ahmad I/44, Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah (1013)]
2 [HR. Ahmad I/44, Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah (1013)]
0 komentar on "♥ Renungan"
Posting Komentar