Malam telah tiba. Semakin lama semakin larut. Ada hening mulai meraba kegelapan. Ada sebagian hewan sebagai makhluk Allah tengah berdendang ala mereka. Ini adalah waktu sepertiga malam terkahir. Begitu sunyi suara hiruk pikuk anak adam. Duhai pena, saatnya engkau menari syahdu sambil menyemburatkan tintamu. Warnailah kanvas dengan komposisi kata-kata terpilih agar menyusup lembut dalam jiwa.
>>Percikan Air Penuh Kesejukan (Dosa-dosa pun Berguguran)..
Mari berwudhu sambil bercanda dengan air guna membersihkan raga, menghilangkan kotoran yang menempel atau mengusir bau tak sedap yang menghinggapi badan. Duh, begitu sejuk terasa butirannya meraba kulit. Ada yang meresap melalui pori-porinya dan sebagiannya jatuh ke bumi. Cobalah pula rasakan air yang membasuh muka atau yang terusap di telinga. Subhanallah, begitu asyik dan membuat saraf kembali energik. Pun, kelak ada cahaya nan putih cemerlang.
“…Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang dari bekas wudhu. Barangsiapa yang mampu untuk memperlebar putihnya, maka kerjakanlah hal itu…”[1]
“…Umatku akan tampil pada hari kiamat dengan wajah bersinar, tangan serta kakinya berkilauan dari bekas-bekas wudhu…” [2]
Subhanallah, ada dosa-dosa jatuh pula berguguran.
“..Barangsiapa berwudhu dengan baik keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya sampaipun dari bawah kuku-kukunya..” [3]
>>Saatnya Dahi Menyentuh Bumi dengan Penuh Syukur ..
وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
“..Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [4]
Duhai Rabb semesta alam.. Inilah syukur kami untuk raga yang masih bisa bersujud di sepertiga malam serta beraktifitas mencari rizki kala siang merona. Inilah syukur kami untuk wajah yang tiada cacat, bersih, tampan dan sejuk dipandang. Inilah syukur kami untuk mata yang masih bisa memandang, untuk telinga yang masih bisa mendengar lantunan merdu kalam-Mu. Inilah syukur kami untuk jiwa yang masih bisa bergetar karena nada-nada alam dan tanda-tanda kekuasaan-Mu. Inilah syukur kami untuk kaki yang kuat menopang tubuh dan tak lelah kami ajak berjalan dan berlari, pula masih setia melangkah menuju masjid-Mu dan keluar menuntut ilmu seperti yang Engkau perintahkan..
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“..Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.’” [5]مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ، وَالْحِيْتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak. “[6]
>>Mengintip Sekilas Istana Surga..
Duhai Rabb yang menciptakan surga,Kami begitu rindu dengan surga yang Engkau gambarkan dalam Al-quran maupun hadist nabi-Mu صلی الله عليه وسلم. Batanya terbuat dari perak dan sebagian lagi dari emas. Pun, adukan semennya adalah campuran kesturi yang sangat harum. Mutiara dan berlian adalah batu kerikilnya.Pernah suatu ketika Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab pertanyaan Abu Hurairah tentang bangunan surga dengan berkata:
“…batanya ada yang terbuat dari perak dan ada yang terbuat dari emas. Adukan semennya adalah kesturi yang sangat harum. Batu kerikilnya mutiara dan berlian. Dan tanahnya adalah za’faran. Barang siapa masuk ke dalamnya ia pasti [akan] mendapat kelezatan [tiada tara] dan tidak sengsara…”[7]
Kamipun dengan penuh harapan amat merindukan mata air-mata air yang terpancar di dalamnya dan termasuk salah satu kenikmatan yang membuat jiwa begitu bergelora. Terlebih mata air tasnim yang merupakan minuman terbaik penduduk surga.[8]
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلالٍ وَعُيُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. [9]فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِDi dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. [10]عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمDan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. [11]
>>Sejenak Tentang Dahsyatnya Neraka…
Duhai Rabb yang telah menjadikan neraka dengan warna hitam pekat nan menyembur dahsyat kobaran apinya. Menjelajahi malam ini, kami datang menyerahkan diri dalam rebah sujud tak mampu menahan dosa. Dosa terus menghantam karang keimanan, lantas kepada siapa kami sandarkan rasa yang menghimpit jiwa?? Kami mohon ampun atas segala maksiat dan dosa yang kami lakukan. Inilah air mata kami berlinang menyapa bumi. Kami harap kamilah yang dimaksudkan dalam hadist yang diutarakan nabi-Mu صلی الله عليه وسلم.
“..tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali ke ambingnya (kelenjar susu pada hewan)..” [12]“…dua mata yang tidak akan disentuh api neraka, yakni mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga karena siaga di jalan-Nya (saat berjihad)..” [13]
Bagaimana jiwa kami ini tidak tercambuk, di dalam neraka tidak ada satupun kenikmatan dan walau hanya sedetikpun. Para nabi dan syuhada beserta orang-orang shalih takut terhadap neraka, terlebih-lebih kami.
“…para nabi, orang-orang benar, para syuhada, dan orang-orang shalih senantiasa takut terhadap neraka dan menakut-nakuti [memberi peringatan kepada] (orang lain) terhadap neraka..” [14]
Bagaimana hati ini tak pilu, pemandangan dahsyatnya neraka telah mengikis kenikmatan surga seperti yang disaksikan Rasulullah صلی الله عليه وسلم :
“..demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sekiranya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian jarang tertawa dan sering menangis..” Para sahabat bertanya: “apa yang telah engkau lihat wahai Rasulullah??”Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda: “aku melihat surga dan neraka.”[15]
Aduhai, hati ini semakin teriris kala mendengar berita tentang makanan penduduk neraka.
“..seandainya satu tetes zaqqum menetes di negeri dunia, niscaya ia telah merusak sumber-sumber penghidupan penduduk dunia, lantas bagaimana halnya dengan orang-orang yang mana zaqqum menjadi makanannya..” [16]
>>Semburat Malu Tersipu..
Duhai Rabb yang menguasai hari pembalasan,
Kami malu kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم yang begitu sempurna nan harum semerbak wewangian akhlaknya, yang begitu cinta kepada kami sebagai umatnya, yang tak ingin kami terjerumus dalam kubangan neraka, yang telah mengajarkan kami agama-Mu, yang dinantikan surga, yang menjadi teladan seluruh umat hingga akhir zaman, yang, yang, yang, yang,….Kami malu kepada Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali beserta sahabat lainnya (radhiallahu ‘anhum) yang terjamin surga oleh-Mu. Kami malu kepada para sahabat yang darahnya tumpah dan mengalir dalam perang demi membela agama-Mu, pun lehernya terpenggal karena sayatan pedang berkilau. Kami malu pada penghafal al-quran yang terbunuh saat itu. Kami malu pada jasad-jasad orang-orang mulia nan berjihad dengan prinsip apa mereka berpegang teguh.
Kami malu dengan semalu-malunya pada pejuang-pejuang di jalan para kafilah pewaris nabi-Mu صلی الله عليه وسلم, malu pada tubuh imam Abu Hanifah yang nyawanya terenggut dalam penjara, malu pada tubuh Imam Malik yang diikat dan didera dan disiksa pedih, kami malu pada tubuh Imam Syafi’i yang diikat dan dirantai dan malu pada tubuh Imam Ahmad yang amat keras dicambuk dan mengalirkan darah. Mereka tidaklah memimpikan kemenangan tetapi merasa diri bertanggung jawab di atas amanah iman dan islam. Sedangkan kami??? Tubuh kami bermadu cinta dengan empuknya kasur, begitu dimanjakan produk kecantikan dan mengunjungi salon-salon, pula kebanyakan saudari-saudari kami mempertontonkan tubuh dan lekuknya tanpa nilai mahar..
***
Sekian. salam istiqomah untuk anda semua di atas manhaj salaf.
Penulis : Fachrian Almer Akira (Yani Fachriansyah Muhammad as-Samawiy)
Muraja’ah : Ustadz Fachruddin, Lc.Beliau (hafidzahullah) adalah salah satu penerjemah buku-buku bermanhaj salaf. Salah satu buku yang beliau terjemahkan dan sudah beredar adalah Sifat sholat Nabi.صلی الله عليه وسلم setebal 291 halaman, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, penerbit Pustaka Ibnu Katsir. Di masjid ‘Aisyah (Mataram, Lombok) beliau mengisi kajian dan membahas salah satu kitab aqidah yaitu Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin
Catatan kaki:
[1] Hadist riwayat al-Bukhari no.91. Syaikh al-Albani berkata, “Perkataan ‘Man istathaa’a'…. ‘barangsiapa yang mampu …’ bukan dari kelengkapan hadits. Tetapi, ini adalah sisipan sebagaimana tahqiq sejumlah ahli ilmu di antaranya al-Hafizh Ibnu Hajar. Anda dapat mengetahui lebih luas tentang hal itu dalam ash-Shahihah (1030).”Lihat HadistWeb 3.0 dari http://hadith.al-islam.com/bayan/Tree.asp?Lang=IND[2] HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.[3] HR. Muslim.[4] QS. al-Baqarah: 152 .[5] QS Thaaha: 114.[6] HR. Abu Dawud no.3641, at-Tirmidzi no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami’ul Ushuul 8/6.Sumber : Buletin Al Wala’ wal Bara’ 15 April 2005 / 06 Rabi’ul Awwal 1426.[7] Potongan hadist riwayat. at-Tirmidzi, no. 2717 dan Ahmad, no.8264. Lihat Jinaan Al-Khuld Na ‘Iimuha Wa Qushuuruha Wa Huuruha. (edisi terjemahan) oleh Syaikh Mahir Ahmad, penebit Sukses Publishing, hal.269-270.[8] Silahkan membaca penjelasan tentang mata air surga dan kenikmatan lainnya dalam ibid, hal. 291-297.[9] QS al-Mursalat: 41.[10] QS ar-Rahman: 50.[11]QS al-Muthaffifin 27-28.[12] Hadist riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani. Lihat kitab Al Buka’ Min Khasy-yatillah (edisi terjemahan) penerbit Pustaka Imam asy-Syafi’i, hal.xii, karya Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awaisyah. Beliau adalah salah satu murid senior syaikh al-Albani.[13] Hadist riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani. Lihat ibid, hal xiii.[14] Hadist riwayat al-Bukhari. Lihat kitab at-Takhwif min an-Nar wa at-Ta’rif Bihal Dar al-Bawar (edisi terjemahan) karya Ibnu Rajab al-Hambali, penerbit Pustaka at-Tazkia, hal. 30.[15] Hadist riwayat Muslim no. 426 dan Nasa’i (III/83). Lihat ibid, hal 53-54.[16] Hadist ini diriwayatkan at-Tirmidzi no.2588, Ibnu Majah no.4325, Ibnu Hibban no.2611, Ahmad [I/301 dan 302] dan Baihaqi no.543. ini adalah hadist shahih. Lihat ibid, hal.175-176..
Subhanakallahu allahumma wa bihamdika, asyhadu alla ila ha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika..Mataram, Lombok._03 Jumadil Tsani 1431 H (17 Mei 2010)
0 komentar on "♥Segarkan Cinta Di Taman Hati"
Posting Komentar